Mesin Absensi Manual VS Mesin Absensi Canggih

Sebelum lahirnya mesin absensi digital, kehadiran karyawan dicatat secara manual yaitu dengan membubuhkan tanda tangan atau pemanggilan nama. Namun, hal tersebut menyita waktu banyak, kurang efektif, dan efisien. Hingga akhirnya Willard le Grand Buddy yang merupakan seorang ahli perhiasan dari Amerika menciptakan mesin pencatat waktu masuk kerja karyawan. Mesin tersebut ia ciptakan pada tahun 1888 lalu dipatenkan pada tahun 1890. Cara kerjanya adalah dengan memasukkan kartu kehadiran di celah mesin absensi tersebut yang nantinya akan tercetak tanggal dan jam saat itu. Bila terlambat, maka mesin tersebut akan mencetak warna berbeda di atas kartu kehadiran.

Seiring berjalannya waktu, mesin absensi tersebut tergantikan dengan mesin absensi biometrik. Meski saat ini telah memasuki era serba digital, banyak perusahaan yang masih menggunakan mesin absensi manual daripada mesin absensi berteknologi canggih. Padahal, mesin absensi manual lebih rawan kasus manipulasi data. Contohnya, kasus yang baru ini terjadi di Provinsi Riau. Tingkat kehadiran para Pegawai Negari Sipil (PNS) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) di seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) minim, namun daftar absensi terisi semua. Akhirnya Wakil Bupati Pelalawan, Zardewan MM, memerintahkan seluruh OPD menggunakan mesin absensi sidik jari. Dari kasus tersebut, maka bisa diambil kesimpulan bahwa mesin absensi manual memiliki kekurangan sebagai berikut.

1. Boros kertas

Penggunaan mesin absensi manual ini tidak ramah lingkungan dan boros kertas karena banyaknya kertas yang digunakan untuk dijadikan kartu kehadiran karyawan. Berbeda dengan mesin absensi canggih seperti milik Fingerspot yang sangat mendukung gerakan paperless dan sangat ramah lingkungan.

2. Kurang akurat

Waktu dalam mesin absensi manual bisa diatur secara manual sehingga data kehadiran menjadi tidak akurat. Hal ini tentunya berbahaya bila ada oknum karyawan yang berani memanipulasi data kehadiran demi terlihat disiplin di mata atasan. Jika terjadi seperti itu, maka bagian HRD akan kesulitan mengolah data kehadiran karyawan. Oleh karena itu, lebih baik menggunakan mesin absensi yang dijamin aman karena tersedia fitur USB Encryption seperti Revo-156BNC, Revo-163BNC, Revo Cloud Duo, dan Revo-161B.

3. Pengolahan data kehadiran membutuhkan waktu lebih lama

Mengolah data kehadiran dari mesin absensi manual akan membutuhkan waktu lebih lama. Daripada repot seperti itu, Anda dapat menggunakan mesin absensi dari Fingerspot yang pastinya lebih andal dan profesional. Ditambah lagi, produk kami telah dilengkapi aplikasi personalia Fingerspot Personnel untuk mengolah data kehadiran karyawan.

Demikian kekurangan mesin absensi manual. Lebih baik Anda segera beralih ke mesin absensi berteknologi canggih agar dapat mengolah data kehadiran yang akurat serta mengontrol tindakan indisipliner karyawan. Untuk informasi lebih detail bisa menghubungi kami via chat di fingerspot.com. Anda juga dapat menghubungi langsung ke Showroom Kami kami yang terdekat di kota Anda. Jangan lewatkan kesempatan ini, karena bulan ini ada khusus yang menunggu Anda!