Selalu ada celah untuk memalsukan absensi. Sepertinya itulah gambaran masalah dunia kerja yang terus menjadi PR tersendiri bagi perusahaan manapun, baik swasta maupun negeri. Tak peduli apapun profesi atau jenis pekerjaannya, jabatan, gender, tingkat pendidikan, atau berbagai latar belakang lainnya, karyawan tetaplah manusia biasa yang kadang tak mampu menahan godaan untuk berbuat curang. Ada banyak hal yang dijadikan alasan mengapa seorang karyawan tega mencurangi perusahaan yang selama ini menjadi ladang rezeki baginya, mulai dari adanya rasa takut mendapat hukuman akan kesalahan yang telah diperbuat, ingin mendapatkan penghargaan, ingin meningkatkan pencitraan, hingga adanya rasa kecewa pada perusahaan, tidak cocok dengan manajemen perusahaan dan sebagainya.
Apapun alasannya, berbuat curang untuk memalsukan absensi tidak dapat dibenarkan, karena jelas akan merugikan kedua belah pihak. Karyawan yang bersangkutan akan sulit mendapat kesempatan karir yang lebih bagus, sedangkan perusahaan pun akan merugi materi.
Pemalsuan Absensi Karyawan Swasta Sudah Biasa, ASN Ramai Juga
Memang hingga kini tidak ada data statistik yang menujukkan angka pasti kasus pemalsuan absensi yang dilakukan oleh karyawan swasta maupun negeri. Namun, nyatanya media tak pernah sepi dari pemberitaan kasus tersebut. Jika kasus pemalsuan absensi di kalangan karyawan swasta nyaris tak terendus media, namun berbeda halnya dengan yang terjadi di lingkungan karyawan negeri.
Seperti kasus 3 petinggi SMKN 1 Wae Ri’i, Manggarai, NTT, yang harus menjalani proses hukum lantaran diduga memalsukan absensi.
Ada juga kasus Lurah di Jakarta yang memalsukan absensi dengan modus memerintahkan bawahannya untuk mendaftarkan sidik jarinya, namun meng-input nama sang Lurah, sehingga bisa leluasa titip absen dengan sidik jari bawahannya tersebut.
Di lain tempat, sempat terjadi pula kasus pemalsuan absensi yang dilakukan oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) di Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Tulungagung.
Waspadai Celah Risiko Pemalsuan Absensi Sidik Jari Hingga GPS
Memang diakui banyak pihak bahwa sistem absensi menggunakan sidik jari yang sebenarnya sudah canggih ini ternyata kini bisa diakali, terutama pada pada lingkungan kerja yang minim supervisi. Seringnya terjadi adalah karyawan datang ke kantor jam 08.00, lalu pergi keluyuran, kemudian kembali ke kantor untuk absen pulang pada jam 17.00, sehingga diperlukan sistem absensi yang lebih canggih dan mampu meminimalisir tindakan curang pemalsuan absensi. Absensi dengan sistem pemantauan geografis (GPS) dengan menggunakan deteksi wajah (face recognition) pun menjadi solusinya.
Apakah solusi ini benar-benar berhasil?
Sayangnya, tidak sepenuhnya!
Gencarnya sistem kerja dari rumah atau WFH (Work from Home) akibat situasi pandemi yang mendorong pnggunaan absensi online berbasis teknologi GPS secara luas ternyata masih memiliki celah risiko pemalsuan absensi. Di perusahaan swasta hal ini tak hanya dilakukan oleh karyawan yang bekerja dari rumah saja, namun juga dilakukan oleh karyawan lapangan dengan mobilitas tinggi yang memang harus berpindah-pindah lokasi kerja. Di kalangan ASN terjadi hal serupa. Salah satu contoh kasus ini terjadi di Pangandaran, dimana seorang oknum ASN tak dapat mengelak ketika diketahui telah melakukan pemalsuan absensi online dengan cara memalsukan titik koordinat atau lokasi kerjanya dengan memanfaatkan aplikasi Fake GPS untuk mengecoh aplikasi absensi online yang ter-install di ponselnya.
Kondisi yang sudah sangat memprihatinkan di dunia kerja tanah air ini pun mendapatkan banyak perhatian dari berbagai pihak. Bebagai upaya dilakukan untuk mencari solusi agar kejadian serupa tidak terulang. Pemberian sanksi teguran hingga material pun tak jarang diberikan pada oknum karyawan nakal dengan harapan agar dapat menimbulkan efek jera, kemudian bisa bekerja secara profesional dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab demi memajukan diri, lingkungan sekitar dan juga negara. Di sisi lain, teknologi digital pun memiliki peran penting dalam membantu mendisiplinkan karyawan. salah satunya adalah Fingerspot.iO yang terus berkomitmen untuk menjawab tantangan dunia kerja dari masa ke masa, termasuk dalam menghadirkan sistem absensi yang lebih akurat, aman, efektif dan efisien.
Fitur Face Recognition, Geofences, GPS Tracking Fingerspot.iO Tutup Celah Pemalsuan Absensi
Fingerspot.iO merupakan aplikasi manajemen karyawan yang juga unggul pada salah satu manfaatnya dalam menyajikan sistem absensi online canggih dan anti risiko pemalsuan absensi lewat 3 fitur jagoannya, yakni fitur Face Recognition, Geofence dan GPS Tracking.
Tidaklah sulit untuk menutup celah risiko pemalsuan absensi, kuncinya ada pada manajemen SDM yang baik didukung dengan teknologi andal seperti software HRIS Fingerspot.iO dan aplikasi mobile App FiO.