Serba-Serbi WFA – Sistem Kerja dari Mana Saja yang Makin Digemari

Sering menjelajah berbagai informasi di Google? Suka ‘bercuit’ di Twitter, atau terbiasa update status di Facebook? Hobi belanja di Amazon, hingga rutin mendengarkan musik di Spotify? Sudah tahu belum kalau beberapa platform terkenal tersebut merupakan contoh dari sekian banyak perusahaan dunia yang telah berhasil menerapkan sistem kerja WFA (Work from Anywhere). Di Indonesia sendiri juga sudah mulai banyak perusahaan-perusahaan, terutama perusahaan startup atau perusahaan rintisan yang beralih ke sistem kerja WFA. Bahkan tak hanya perusahaan swasta, karena baru-baru ini terdengar kabar bahwa PNS akan memberlakukan sistem kerja WFA meski sebatas pada posisi kerja tertentu yang sifatnya administatif atau tidak berhubungan langsung dengan pelayanan publik.

Wah, sepertinya keren sekali sistem kerja yang satu ini ya..

Tapi sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan WFA? Apa saja kelebihan WFA? Apa dampaknya bagi produktivitas karyawan dan perusahaan? Bagaimana penerapannya?

Yuk, pahami serba-serbi WFA.

 

Pengertian WFA

Sesuai namanya, WFA (Work from Anywhere) adalah sebuah konsep bekerja yang bisa dilakukan di mana saja dengan tetap memperhatikan adanya batasan waktu yang ditetapkan oleh perusahaan.

Dengan demikian, karyawan memiliki kebebasan untuk bekerja di kantor, rumah, cafe, berbagai co-working space, atau sambil menunggu anak di sekolah, bahkan di tempat wisata. Benar-benar tidak ada batasan tempat. Meskipun demikian, pekerjaan harus selesai sesuai waktu yang ditetapkan oleh perusahaan.

 

Kelebihan WFA

Menurut survei terbaru dari Microsoft Corp., didapati data bahwa sebanyak 83% karyawan di Indonesia mendambakan bisa bekerja dari jauh (remote working).

WFA merupakan salah satu bentuk kerja dari jarak jauh atau remote working yang semakin hari semakin diinginkan oleh banyak karyawan di berbagai negara, termasuk di Indonesia.

Inilah beberapa kelebihan WFA yang membuatnya makin diminati oleh karyawan dan perusahaan.

  • Membuka kesempatan bekerja lebih luas.
    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ravi S. Gajendran dan David A.Harrison pada beberapa perusahaan di Amerika didapati bahwa sistem kerja WFA turut membuka kesempatan bekerja yang lebih luas bagi siapapun yang berkompeten termasuk para penyandang disabilitas.
    Sedangkan di Indonesia sendiri sangat lazim dijumpai karyawan yang merupakan perantau dari daerah lain yang terpaksa meninggalkan tempat asalnya untuk bisa bekerja pada perusahaan di tempat lain. Dengan diberlakukannya sistem kerja WFA maka karyawan potensial dari mana saja bisa bekerja pada sebuah perusahaan tanpa perlu meninggalkan tempat asalnya, sehingga bisa tetap berkontribusi pada daerah asalnya.
     
  • Kesempatan besar bagi perusahaan untuk memperoleh karyawan berkualitas
    Berkaitan dengan semakin luas kesempatan kerja yang dibuka bagi siapa saja, dari mana saja, dan dalam kondisi bagaimana saja, maka semakin besar pula kesempatan perusahaan untuk mendapatkan kandidat karyawan yang potensial dari mana saja tanpa batasan tempat. Seringkali didapati seseorang dengan kemampuan dan kreativitas tinggi tidak bisa bekerja di perusahaan yang tepat untuk mengembangkan potensinya lantaran terhambat lokasi kerja yang jauh dari tempat tinggalnya, sedangkan untuk merantau perlu banyak pertimbangan dari sisi pemasukan dan pengeluaran. Sistem WFA membuat siapa saja dari mana saja termasuk para karyawan berkualitas untuk bisa bekerja dan menjadi bagian dari proses kemajuan perusahaan impiannya.
     
  • Lebih aman dan sehat.
    Per Januari 2022 kasus kematian karena Covid-19 telah mencapai lebih dari 5,6 juta jiwa, sehingga pembatasan mobilitas masih disarankan hingga saat ini sebagai upaya melindungi masyarakat dari penularan virus mematikan ini. Imbasnya juga terasa pada dunia kerja dimana sebagian besar karyawan dipekerjakan di luar kantor untuk mengurangi risiko tertular Covid-19. WFA menjadi pilihan sistem kerja yang lebih aman dan sehat selama karyawan mampu menjaga protokol kesehatan ketika bekerja di mana saja yang diinginkan.
     

Dampak WFA pada Produktivitas

Mempekerjakan karyawan sebatas untuk menyelesaikan tugas-tugasnya tidak akan memberikan dampak baik bagi kelangsungan perusahaan. Kondisi pasar dan masyarakat yang terus berubah mengharuskan perusahaan untuk lebih adaptif dengan melakukan inovasi pada produknya. Hal ini pun hanya akan tercapai jika perusahaan memiliki karyawan yang tidak hanya terampil dalam melaksanakan pekerjaannya, namun juga kreatif. Kabar baiknya, sistem kerja jarak jauh seperti WFA ternyata bisa meningkatkan kreativitas dan produktivitas karyawan karena adanya perasaan lebih nyaman ketika bekerja. Dalam sebuah riset, Gallup menunjukkan bahwa fleksibilitas tempat kerja bisa meningkatkan produktivitas karyawan karena tingkat ketidakhadiran karyawan menurun hingga 41%, mengurangi risiko kegagalan proyek hingga 40%, dan meningkatkan profit hingga 21% lebih tinggi dari biasanya.

 

Cara Tepat Menerapkan WFA

Tanpa adanya sistem kerja yang baik dalam penerapan WFA maka besar kemungkinan yang terjadi adalah munculnya berbagai masalah baru hingga penurunan produktivitas karyawan dan perusahaan. Oleh sebab itu diperlukan pengetahuan tentang cara-cara menerapkan WFA yang tepat, seperti berikut ini:

  1. Memberlakukan deadline
    Meski karyawan bisa leluasa dalam memilih tempat dan waktu untuk mengerjakan tugasnya, namun untuk memastikan setiap tugas kerja bisa terselesaikan tepat waktu maka harus diberlakukan deadline atau tenggat waktu. Dengan demikian, jam berapapun karyawan memulai pekerjaannya, ia harus melaporkan hasil kerjanya dengan baik serta tidak melebihi batas waktu yang telah ditentukan oleh atasannya.
     
  2. Menyepakati Jam Responsif
    Sangat penting untuk membuat kesepakatan jam responsif antara karyawan dengan manajemen perusahaan guna memudahkan koordinasi kerja dengan atasan atau rekan yang lainnya. Masing-masing diharapkan untuk bisa tetap memberikan respon cepat seperti segera membalas telepon, e-mail atau chat terkait pekerjaan di jam responsif tersebut. Dengan demikian komunikasi kerja bisa tetap lancar, dapat mengukur beban kerja masing-masing, bisa mengetahui hambatan, pencapaian dan perkembangan kerja agar bisa saling membantu terutama dalam kerja tim, sehingga setiap tugas atau proyek bisa terselesaikan dengan baik.
    Selain itu, dengan memiliki kesepakatan jam responsif maka masing-masing karyawan dan atasan bisa saling menghargai waktu, karena respon cepat hanya diharuskan di jam responsif yang telah disepakati, di luar jam responsif maka karyawan memiliki keleluasaan untuk merespon setiap komunikasi kerja di lain waktu agar tercipta work-life balance.
     
  3. Mempertimbangkan Core hours
    Core hours merupakan waktu dimana seluruh karyawan diwajibkan hadir di kantor. Namun ini tidak harus diberlakukan secara mutlak, hanya pada perusahaan yang merasa perlu saja. Tidak semua perusahaan perlu memberlakukan hal ini, dan tidak semua karyawan wajib melakukannya, karena ada banyak perusahaan yang menyediakan posisi-posisi yang tidak memerlukan kehadiran karyawan secara fisik sama sekali. Apalagi kini telah ada teknologi sebagai media komunikasi jarak jauh yang efektif, sehingga kebutuhan akan kehadiran seluruh karyawan dalam satu waktu, misalnya meeting bisa dilakukan secara virtual.
     
  4. Memahami Kondisi Karyawan
    Manajemen perusahaan harus bisa memilih dan menentukan cara kerja yang paling sesuai dengan karyawan ketika melakukan sistem kerja WFA. Bantu karyawan untuk bisa bekerja lebih nyaman dengan menyarankan apakah sebaiknya bekerja di dalam atau di luar kantor. Pahamilah bagaimana karakter setiap karyawan yang dimiliki, apa saja ruang lingkup pekerjaannya, memahami bagaimana situasi pribadi masing-masing karyawan, serta memfasilitasi segala kebutuhan penunjang kerja karyawan saat melakukan WFA seperti Mesin Absensi Touchless untuk karyawan saat kerja di kantor, laptop dan aplikasi kerja online saat karyawan kerja di luar kantor.
     
  5. Memperhatikan kesehatan karyawan
    Sistem WFA yang memberikan keleluasaan bagi karyawan untuk bekerja dari mana saja termasuk di dalam dan di luar kantor perlu memperhatikan higienitas karena mempekerjakan karyawan terutama di masa pandemi tentu kondisinya tidak akan sama seperti sebelum adanya pandemi. Pastikan kesehatan dan keamanan karyawan ketika bekerja terjaga dengan maksimal. Gunakan Mesin Absensi Fingerspot yang Touchless atau tanpa sentuh untuk menghindari penularan covid-19 akibat kontak langsung dengan benda umum di tempat kerja. Sedangkan saat bekerja di luar kantor bisa menggunakan App FiO yang ter-install di ponsel karyawan untuk mendukung higienitasnya.

WFA atau kerja dari mana saja bisa tetap produktif dan higienis dengan memanfaatkan teknologi mesin absensi touchless dan absensi online. Kerja dari mana saja jadi lebih lancar dan efektif pakai Mesin Absensi Touchless Fingerspot dan App FiO yang ideal untuk semua usaha, baik perusahaan rintisan hingga perusahaan besar, swasta maupun negeri.