Work from Home (WFH) baik yang dilakukan secara penuh atau yang dilakukan secara kombinasi (hybrid) kini menjadi sistem kerja yang paling banyak diimplementasikan oleh berbagai perusahaan di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Selain karena himbauan dari pemerintah demi mengatasi pandemi Covid-19 yang hingga kini belum usai, bahkan terus bermunculan varian-varian baru, ternyata WFH juga makin populer karena dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan dan karyawan.
Berikut beberapa fakta WFH di berbagai perusahaan.
Google Hemat Lebih dari Rp 14,5 Triliun Selama Karyawannya WFH
Melansir laporan dari Bloomberg, pada kuartal I tahun 2021, Alphabet Inc yang merupakan induk perusahaan Google diketahui telah menghemat anggaran perusahaan hingga mencapai Rp 14,5 triliun. Penurunan anggaran perusahaan secara drastis ini berasal dari alokasi anggaran promosi perusahaan, perjalanan dan hiburan yang banyak berkurang selama pandemi. Selama pandemi Google pun lebih ketat dalam mengeluarkan biaya promosi perusahaan. Selain itu, perusahaan yang terkenal suka memanjakan karyawan dengan fasilitas elite seperti makanan katering spesial, kursi pijat, perjalanan dinas dan liburan ini secara otomatis banyak berkurang selama karyawan bekerja dengan sistem WFH saat pandemi Covid-19. Pihak Google pun berencana mengembangkan sistem kerja Hybrid dengan sedikit karyawan di kantor dan lebih banyak karyawan WFH untuk ke depannya.
Microsoft, Facebook dan Twitter Izinkan Karyawan WFH secara Permanen
Menyadari akan banyaknya manfaat WFH, perusahaan teknologi raksasa Microsoft kini mengikuti jejak Facebook dan Twitter yang telah mengumumkan bahwa mereka memberikan izin pada karyawannya untuk melakukan kerja jarak jauh atau kerja dari rumah (WFH) secara permanen. Namun untuk karyawan yang memiliki tanggung jawab atas perangkat keras komputer maka tetap harus bekerja dari kantor karena pekerjaan tersebut memerlukan kehadiran karyawan secara fisik.
Karyawan Global Pilih Resign jika Dipaksa Kembali WFO 100%
Menurut survei bulanan Harvard Business Review pada bulan september 2021 didapati fakta bahwa rata-rata karyawan ingin bekerja dari rumah 2,5 hari dalam seminggu karena kebanyakan dari mereka sudah merasa nyaman dan aman bekerja dari rumah. Lebih dari 40%-nya menyatakan akan mencari pekerjaan baru jika diminta kembali bekerja dari kantor (WFO) secara penuh.
Perusahaan Indonesia Siap Permanenkan WFH
Berdasarkan hasil survei Jasa Keuangan PricewaterhouseCoopers (PwC) pada para pimpinan bisnis di Indonesia mendapati data bahwa 50% dari para responden tersebut berencana untuk menjadikan sistem kerja WFH sebagai opsi permanen dalam menjalankan usaha mereka. 72% diantaranya memiliki rencana untuk mendesain ulang kantor mereka untuk memenuhi kebutuhan sistem kerja hibrida.
Karyawan Indonesia Inginkan WFH
Survei terbaru dari Indeks Tren Dunia 2021 pun menemukan bahwa sebanyak 83% karyawan Indonesia yang berpartisipasi dalam survei tersebut menginginkan sistem kerja jarak jauh yang fleksibel atau kerja dari rumah (WFH).
Berdasarkan beberapa paparan fakta tren dunia kerja di atas, sebaiknya manajemen perusahaan lebih jeli dalam mengenali kondisi pasar tenaga kerja saat ini dan berusaha untuk beradaptasi. Terlebih, kondisi saat ini yang masih dalam masa pandemi Covid-19 membuat sulit untuk bekerja penuh waktu di kantor. Jika tidak realistis dan tetap memaksakan karyawan untuk kembali WFO secara penuh maka bukan tidak mungkin karyawan berbakat yang dimiliki akan resign dan memilih perusahaan saingan yang menawarkan sistem kerja yang lebih fleksibel seperti full WFH atau hibrida.
Mengapa Perusahaan Indonesia banyak yang Belum Terapkan WFH?
Cukup disayangkan, bahwa hingga kini masih ada perusahaan yang belum mau memberlakukan sistem kerja fleksibel atau WFH. Beberapa alasan yang banyak dikemukakan antara lain karena:
- Manajemen perusahaan belum tertata baik.
Khususnya pada perusahaan rintisan yang umumnya masih meraba dan mencoba-coba model manajemen seperti apa yang sesuai dengan tujuan perusahaannya. Dalam kondisi ini, sistem WFO yang tengah berjalan saja masih belum stabil, sehingga perusahaan cenderung merasakan kesulitan jika harus memikirkan opsi sistem kerja fleksibel. Untuk itu, dibutuhkan manajerial perusahaan yang paham betul akan tujuan perusahaan dan kondisi karyawan serta pengetahuan atau penguasaan teknologi penunjang operasional bisnis.
- Perusahaan belum mampu memfasilitasi karyawan WFH.
Laptop dan data internet merupakan fasilitas dasar yang bisa diberikan oleh perusahaan pada karyawan selama melakukan WFH. Seringkali hal ini menjadi salah satu alasan mengapa perusahaan tidak dapat memberlakukan WFH karena ketidaksiapan dalam memfasilitasi karyawan selama bekerja jarak jauh. Namun, tidak ada salahnya untuk membicarakan hal ini dengan karyawan yang ingin bekerja secara WFH dalam kondisi dimana mereka telah memiliki fasilitas tersebut secara mandiri dan bisa dipergunakan untuk bekerja dari rumah.
- Perusahaan belum memiliki sistem kerja WFH yang tebukti menguntungkan pihak perusahaan dan karyawan.
Ketidakpercayaan perusahaan terhadap karyawan akan memunculkan rasa khawatir akan kinerja karyawan jika bekerja dari rumah, seperti: apakah kedisiplinan mereka masih bisa dipantau dengan baik? Apakah produktivitas mereka bisa meningkat? Apakah komunikasi antar tim bisa berjalan lancar? Semua kekhawatiran ini muncul akibat dari perusahaan yang belum memiliki sistem kerja WFH yang telah terbukti mampu memberikan manfaat atau keuntungan bagi kedua belah pihak, yakni perusahaan dan karyawan. Sebaiknya perusahaan menambah literasi teknologi, karena saat ini sudah banyak teknologi digital yang dapat membantu memudahkan pemantauan, kolaborasi dan koordinasi antar tim kerja WFH sehingga produktivitas kerja tetap terjaga.
Rekomendasi Aplikasi Penunjang WFH
Berikut beberapa rekomendasi teknologi yang digunakan oleh banyak perusahaan untuk membantu menunjang kinerja WFH:
- Aplikasi WFH untuk Komunikasi (Google Meet dan Zoom)
Google Meet dan Zoom merupakan 2 aplikasi video conference yang paling populer digunakan oleh banyak perusahaan untuk menunjang komunikasi efektif baik saat WFO, WFH atau hibrida. Umumnya aplikasi tersebut digunakan untuk keperluan meeting. Keduanya menghadirkan fitur-fitur penunjang komunikasi saat meeting yang dapat dimanfaatkan secara gratis. Namun, untuk fitur-fitur premium hanya dapat diakses dengan cara melakukan upgrade ke layanan berbayar.
- Aplikasi WFH untuk Kolaborasi (Google Drive, Google Spreadsheet, Dropbox)
Google Drive dan Dropbox menjadi 2 platform penyimpanan berbasis cloud yang menjadi andalan banyak karyawan WFH untuk berbagi aneka file kerja. Selain itu, pada Google Drive terdapat menu Google Spreadsheet yang memungkinkan untuk berkolaborasi dalam sebuah file kerja bersama meski dari tempat kerja yang berbeda-beda. Hal serupa juga dapat dilakukan pada Dropbox. Kedua platform penyimpanan, share dan kolaborasi file kerja ini cukup aman karena hanya dapat diakses bersama oleh orang-orang yang telah diundang dan dapat diatur hak aksesnya.
- Aplikasi WFH untuk Monitoring, Komunikasi dan Peningkatan Kinerja (Fingerspot.iO)
Fingerspot.iO adalah aplikasi all in one yang dapat memberikan manfaat menyeluruh untuk monitoring, komunikasi, serta peningkatan kinerja dan produktivitas karyawan WFH. Tak perlu lagi menggunakan platform yang berbeda-beda untuk setiap kebutuhan WFH. Semua yang dibutuhkan untuk mendukung kelancaran WFH ada dalam satu aplikasi Fingerspot.iO yang dapat diakses di web maupun ponsel, yakni:
- ?Mudah pantau kehadiran karyawan lewat absensi online akurat dan foto selfie, data lokasi GPS dengan teknologi anti-fake GPS serta absensi sidik jari langsung via ponsel karyawan dengan notifikasi realtime.?
- Komunikasi kerja lancar dengan adanya pengajuan tugas karyawan pada atasan yang lebih mudah dengan menu Todo.
- Atur jam dan jadwal kerja normal atau fleksibel sesuai jabatan dengan notifikasi otomatis langsung ke ponsel masing-masing karyawan. Perusahaan bisa dengan mudah mengetahui jam berapa mulai dan selesai kerja setiap karyawan.
- Pantau lokasi kerja karyawan secara real.
- Monitoring produkivitas mudah dimana karyawan dapat memberikan laporan secara berkala terkait pekerjaan yang sedang dilakukan secara realtime melalui App FiO di ponsel.
- Produktivitas karyawan WFH makin meningkat dengan kemudahan akses materi edukasi di fitur E-Learning via ponsel dengan persetujuan atasan.
- Assessment karyawan objective melalui Uji kompetensi secara berkala dan aman dengan fitur ujian online berbasis SEB (Save Exam Browser).
- Komunikasi manajemen perusahaan dengan karyawan tanpa batasan ruang dan waktu dengan Broadcast informasi langsung ke App FiO di ponsel seluruh atau karyawan tertentu.
- Olah perizinan, cuti, penggajian hingga terima slip gaji online lebih mudah, cepat dan akurat.
Jika ingin bisnis terus hidup maka sebaiknya perusahaan tidak takut untuk beradaptasi dan berubah sesuai kondisi zaman, termasuk untuk menerapkan sistem kerja jarak jauh yang lebih fleksibel. Penting untuk dipahami bahwa sistem kerja jarak jauh mendorong perusahaan untuk mengubah manajemen perusahaan sejalan dengan teknologi informasi, seperti dalam memilih aplikasi yang dipergunakan untuk menunjang kolaborasi dan komunikasi kerja. Pilih Fingerspot.iO yang sudah dibuktikan oleh banyak perusahaan dengan segala manfaatnya bagi perusahaan dan karyawan untuk saling bersinergi meski di berbagai lokasi yang berbeda.