Kelangsungan sebuah bisnis bergantung pula pada produktivitas karyawan yang bekerja di dalamnya. Tak jarang manajemen perusahaan langsung mengecap ‘malas’ pada karyawan yang tidak dapat mencapai target kerja yang diberikan padanya. Tentu sangat menyedihkan jika manajemen perusahaan hanya bisa men-judge tanpa berusaha mengetahui dengan pasti apa yang sebenarnya tengah dialami oleh karyawan yang bersangkutan. Alih-alih karena rasa malas, seringkali masalah karyawan yang mengalami penurunan kinerja dan produktivitas ternyata dikarenakan adanya masalah serius yang berhubungan dengan perusahaan, yakni sindrom burnout.
Sindrom ini tidak memiliki korelasi dengan kemalasan atau kepribadian seorang karyawan. Sindrom burnout merupakan masalah serius yang justru lebih sering menyerang karyawan yang rajin dan produktif. Jika pihak manajemen perusahaan tidak segera turun tangan untuk menanganinya, maka kelangsungan bisnis akan menjadi taruhannya.
Pengertian Sindrom Burnout
Sindrom burnout adalah keadaan lelah fisik dan psikis yang berakibat pada turunnya minat pada hal yang sedang dikerjakan.
Gejala Sindrom Burnout pada Karyawan
Untuk mengetahui apakah seorang karyawan sedang mengalami Sindrom burnout, maka hal ini bisa dengan mudah dilihat pada apa yang tampak di luarnya, yakni:
- Kurang bersemangat
- Malas-malasan
- Sering menguap dan mengantuk
- Penurunan kuantitas dan kualitas kerja
Penyebab Sindrom Burnout yang Dialami Karyawan
Ketika karyawan menunjukkan satu atau beberapa gejala Sindrom burnout seperti pada poin di atas, seringkali manajemen perusahaan langsung menyalahkan karyawan yang bersangkutan karena menganggapnya sebagai masalah personal semata. Sayangnya, banyak perusahaan yang tidak mengetahui bahwa sebenarnya yang seringkali menjadi penyebab utamanya justru adalah hal-hal yang berkaitan dengan manajemen perusahaan. Seperti data riset yang dipublikasikan oleh Forbes, bahwasanya penyebab utama Sindrom burnout yang dialami karyawan adalah :
- Tugas kerja karyawan yang overload.
- Lingkungan dan rekan kerja yang toxic.
- Gaji atau kompensasi yang tidak sebanding dengan beban kerja.
- Adanya permintaan untuk bekerja lebih cepat daripada sebelumnya.
- Minimnya pengawasan di tempat kerja.
- Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.
Pada penelitian yang sama, Forbes juga mengungkap beberapa fakta bahwa:
- Sebanyak 89% karyawan merasakan gejala Sindrom burnout, dimana pekerja yang masuk dalam usia Gen Z dan Milenial ternyata mengalami Sindrom burnout lebih tinggi dibanding karyawan yang termasuk dalam usia Boomers dan Gen X.
- 53% karyawan perempuan merasa tidak nyaman untuk membicarakan Sindrom burnout yang dialaminya pada pihak manajemen perusahaan karena khawatir dianggap tidak cakap dalam melaksanakan tugas kerjanya.
- 70% karyawan berniat untuk mengundurkan diri dari perusahaan dan mencari tempat kerja lain yang lebih baik untuk mengatasi Sindrom burnout yang dialaminya.
Dampak Negatif Sindrom Burnout Karyawan bagi Perusahaan
- Jika manajemen perusahaan tidak dapat menerima segala aspirasi dari karyawan termasuk masalah Sindrom burnout yang sedang dialami, maka karyawan akan semakin enggan untuk membicarakannya dan memilih resign sebagai jalan terbaiknya. Akibatnya, tingkat turnover atau keluar-masuk karyawan menjadi tinggi dan ini akan menjadi beban tersendiri bagi perusahaan karena harus mencari pengganti karyawan tersebut yang tak hanya menghabiskan banyak waktu dan tenaga, namun juga biaya yang tak sedikit. Masih untung kalau keluarnya secara baik-baik, tapi bisa jadi masalah lebih rumit kalau sampai di-ghosting karyawan.
- Berdasarkan hasil penelitian sebuah lembaga bertajuk Social Market Foundation, karyawan yang sehat secara fisik dan psikis serta bahagia atau dengan kata lain tidak sedang mengalami sindrom burnout memiliki tingkat produktivitas 20% lebih tinggi, terutama bagi karyawan di divisi penjualan akan mampu meningkatkan sebanyak 37% penjualannya.
Cara Tepat Mengatasi Sindrom Burnout pada Karyawan
Bagaimana sebuah bisnis beroperasi ternyata memberikan dampak pada terbentuknya Sindrom burnout yang bisa dialami karyawan. Oleh karenanya, merupakan tanggung jawab manajemen perusahaan untuk turut mengatasinya.
Jika melihat adanya gejala sindrom burnout pada karyawan maka segeralah melakukan beberapa cara berikut untuk mengatasinya:
- Jangan Terlena dengan Pencapaian Perusahaan
Pada umumnya perusahaan yang sedang berada di posisi puncak akan merasa bahwa semua hal dalam perusahaannya termasuk hubungannya dengan karyawan sudah tepat, sehingga tidak perlu dievaluasi dan dibenahi. Menurut pandangan para pakar bisnis hal ini justru akan menjadi bom waktu bagi bisnis. Bagaimanapun juga karyawan adalah salah satu aset berharga bagi perusahaan yang harus selalu diperhatikan. Tidak mau kan berakhir pailit seperti perusahaan-perusahaan besar yang tengah bersinar lalu seketika redup dan menghilang. Tetaplah memberi perhatian pada karyawan yang merupakan salah satu penggerak operasional bisnis.
- Memahami Ketidaksamaan pada Setiap Karyawan
Setiap karyawan adalah individu yang masing-masing bisa jadi memiliki stresor yang berbeda-beda terkait dengan pekerjaannya. Apalagi di masa pandemi yang mengharuskan karyawan untuk bekerja dengan sistem hybrid, dimana sebagian waktu digunakan untuk bekerja dari rumah. Perusahaan tidak bisa semerta-merta memukul rata terkait pencapaian kerja dari setiap karyawannya. Sebaiknya berikan target yang sesuai dengan jabatan dan kondisi karyawan. Pahami kondisi karyawan yang berada di lingkungan yang berbeda-beda, mulai dari kondisi demografi yang mempengaruhi dukungan lingkungan sekitar terhadap proses kerja, perbedaan jenis kelamin dimana pada umumnya karyawan wanita lebih banyak memiliki tugas rumah daripada karyawan laki-laki, hingga pengaturan sistem kerja jarak jauh yang diberlakukan. Jika perusahaan tidak memiliki sistem kerja jarak jauh yang baik maka proses kerja akan mengalami banyak hambatan dan ketidaksatuan arah antara manajemen perusahaan dengan karyawan. Dengan demikian, sangat mungkin bagi perusahaan untuk menuntut hasil kerja yang tidak sesuai dengan kesanggupan karyawan.
Pastikan manajemen perusahaan menggunakan aplikasi web Fingerspot.iO untuk memudahkan perusahaan dalam mengatur, memantau, dan memastikan efektivitas kerja setiap karyawan selama melakukan hybrid working. Fingerspot.iO juga dilengkapi App FiO yang bisa di-install secara gratis di ponsel masing-masing kayawan untuk kemudahan, kemanan dan kenyaman dalam bekerja, sehingga perusahaan tidak hilang kendali atas karyawan yang bekerja di mana saja, karyawan juga terhindar dari kemungkinan sindrom burnout akibat adanya operasional bisnis yang tidak memahami kondisi karyawan.
Beberapa fitur andalan Fingerspot.iO yang sangat sesuai untuk mendukung operasional bisnis terkait hubungannya dengan karyawan antara lain:
- Pengawasan Maksimal Sekaligus Menunjang Kedisiplinan dan Produktivitas Karyawan?
Fitur absensi online dengan teknologi anti-fake GPS, notifikasi real-time, laporan kerja multi format via ponsel, serta menu Todo sebagai pengingat aktivitas kerja pada Fingerspot.iO dapat membantu manajemen perusahaan untuk memastikan kinerja dan produktivitas karyawan terukur secara akurat serta pemantauan kedisiplinan karyawan yang dari mana saja secara optimal.
- Booster Performa dan Kualitas Karyawan
Fingerspot.iO dapat membantu mengembangkan dan meningkatkan Performa serta kualitas karyawan yang bekerja dari mana saja berkat adanya fitur e-learning sebagai sarana edukasi karyawan, serta fitur ujian online berbasis save exam browser untuk membantu self assessment karyawan. Dengan demikian, meski karyawan bekerja dari mana saja dengan kondisi yang berbeda-beda, namun persaingan sehat untuk saling mempebaiki diri tetap ada, dan kualitas mereka tetap dapat dinilai secara obyektif. Hal ini dapat turut menghindarkan karyawan dari lingkungan dan rekan kerja yang toxic.
- Menjaga Keamanan & Kesehatan Fisik Karyawan
Selain kesehatan mental, kesehatan fisik karyawan juga harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan, apalagi mengingat pandemi covid-19 yang kini turut menjadi penyebab sindrom burnout pada karyawan. Gunakan fitur pantau lokasi karyawan dalam bentuk Clustering Maps, serta timeline yang informatif agar manajemen perusahaan dapat turut memantau area mana saja yang didatangi karyawan, apakah di zona aman ataukah di zona yang rawan. Gunakan pula fitur akses ruangan pakai ponsel, informasi suhu tubuh karyawan, Deteksi Wajah Tanpa Masker, Kupon Makan Elektronik, serta fitur Panic Button untuk menunjang keamanan dan ketenangan karyawan saat WFO.
- Tugas Kerja Karyawan Anti-Overload
Tugas kerja yang semakin meningkat tanpa mempertimbangkan kesanggupan karyawan hanya akan membuat mereka terdampak sindrom burnout. Dengan menggunakan fitur pengaturan jam dan jadwal kerja manajemen perusahaan dapat membantu karyawan bekerja secara terstruktur sesuai jabatan dan kondisi masing-masing karyawan.
- Pendukung Komunikasi Efektif antara Manajemen Perusahaan dan Karyawan
Komunikasi yang lancar saat karyawan kerja dari mana saja akan membuat karyawan merasa nyaman dalam mengkomunikasikan hal umum atau khusus terkait pekerjaannya. Manajemen perusahaan bisa memanfaatkan fitur broadcast pengumuman yang ditujukan untuk seluruh karyawan atau pesan yang lebih privat namun tetap profesional untuk karyawan tertentu langsung ke ponsel melalui App FiO.
- Memudahkan Sistem Penggajian yang Transparan
Kemungkinan gaji atau kompensasi yang tidak sebanding dengan beban kerja dapat dihindari jika perusahaan menggunakan Fingerspot.iO karena dilengkapi dengan fitur perhitungan dan transaksi penggajian yang mudah dan transparan dengan adanya fitur terima slip gaji online otomatis di ponsel setiap karyawan, sehingga manajemen perusahaan beserta karyawan bsia saling menilai apakah gaji yang didapat sudah sesuai dengan tugas kerja yang telah dilakukan.
Selain beberapa fitur unggulan tersebut, ada pula fitur-fitur andalan lain seperti pengorganisasian struktur perusahaan yang mudah, kontrol mesin absensi di berbagai lokasi kerja, terintegrasi dengan software penggajian dan absensi, perhitungan BPJS Kesehatan & Ketenagakerjaan, pengajuan izin yang fleksibel dan masih banyak lagi. Semua fitur dalam Fingerspot.iO dapat menunjang sistem kerja terbaik yang mampu memberikan manfaat bagi perusahaan dan karyawan, sehingga kepentingan perusahaan dan karyawan bisa sejalan dan seimbang, operasional perusahaan lebih lancar tanpa ancaman dampak sindrom burnout karyawan yang berbahaya bagi bisnis.