Benarkah Mesin Absensi Bisa Menjadi Media Penularan Covid-19?

Di masa kenormalan baru atau new normal hingga penerapan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dimana Pandemi Covid-19 hingga kini belum juga menampakkan tanda-tanda akan mereda, namun aktivitas masyarakat mulai terlihat cukup ramai, hampir sama seperti di masa normal sebelum mewabahnya virus Corona. Terdapat pula beberapa instansi pendidikan yang diperbolehkan menggelar kembali kegiatan belajar mengajar secara tatap muka, namun hanya berlaku sebatas di wilayah tertentu yang masuk dalam kategori zona hijau. Di sisi lain telah banyak juga perusahaan yang mulai beroperasi kembali.

Dibukanya kembali tempat kerja atau tempat usaha ini memang atas izin dari pihak pemerintah, dengan syarat tetap mematuhi protokol kesehatan. Meski telah memberikan izin bersyarat, pihak pemerintah tidak dapat melakukan pengawasan dalam praktik sehari-hari di tiap tempat usaha atau tempat kerja terkait apakah protokol kesehatan 3M seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak tersebut benar-benar telah dilaksanakan dengan baik dan benar, atau justru diabaikan. Semua ini tergantung juga dengan kesadaran setiap individu. Masing-masing dari kita harus tetap waspada saat beraktivitas di tempat kerja, pasalnya virus Corona dapat dengan mudah menular dari manusia ke manusia lewat cairan yang keluar saat batuk, bersin bahkan ketika berjabat tangan.

Virus Corona juga bisa dengan mudah ditularkan ketika menyentuh secara tidak langsung cairan orang yang terinfeksi, lalu dilanjutkan dengan menyentuh mata, hidung, atau mulut. Yang dimaksud menyentuh cairan secara tidak langsung di sini adalah menyentuh benda yang tadinya sudah disentuh oleh orang yang terinfeksi. Untuk menghindarinya sebaiknya gunakan peralatan kerja pribadi. Sedangkan untuk benda umum yang dapat diakses banyak orang memang agak sulit untuk menghindarinya, seperti pada penggunaan mesin absensi.

Contoh kasusnya seperti yang telah terjadi di Kota Semarang. Mengutip laman berita CNN Indonesia, tiga perusahaan yang ada di Semarang menjadi klaster baru penyebaran Corona karena hampir 200 karyawannya terdeteksi positif Covid-19. Berdasarkan hasil penelusuran yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang, didapati hasil analisa bahwa karyawan yang terinfeksi Covid-19 pada tiga perusahaan tersebut dikarenakan aktivitas absensi dengan menyentuhkan jari tangan ke alat pemindai sidik jari, dan setelahnya tidak langsung mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer. Selain itu, kemungkinan penyebab berikutnya adalah aktivitas makan bersama saat istirahat kerja tanpa pembatasan dengan penghalang atau tidak menjaga jarak aman.

Untuk menghindari hal seperti ini, maka sebaiknya tetap melakukan physical distancing ketika di tempat kerja, termasuk saat makan bersama di kantin. Lalu bagaimana dengan pencatatan kehadiran dengan menggunakan mesin absensi yang disentuh banyak orang?

Tidak perlu khawatir, karena selain sidik jari, tentunya masih ada metode verifikasi lain yang bisa dijadikan alternatif tanpa harus menyentuh sensor sidik jari, seperti menggunakan deteksi wajah atau face recognition, maupun kartu. Apalagi kini sudah ada mesin absensi dengan teknologi termutakhir yang dibekali pula dengan identifikasi vein scanning. Pengguna dapat melakukan absensi kehadiran tanpa membuka masker dengan menggunakan telapak tangan, yaitu Fingerspot Revo WFV-208BNC dan Revo WDV-204BNC.

Mesin absensi Fingerspot Revo WFV-208BNC dan Revo WDV-204BNC memiliki banyak keunggulan, antara lain:

1. Identifikasi scan yang touchless.
Karyawan dapat melakukan absensi kehadiran dengan cara vein scanning atau menggunakan telapak tangan yang cukup didekatkan pada mesin absensi tanpa perlu menyentuhnya sehingga pengguna tidak perlu membuka masker. Dibekali juga dengan verifikasi wajah, sidik jari, kartu, dan password sebagai alternatif.

2. Akses kontrol pintu.
Dapat digunakan pula sebagai alat akses kontrol pintu untuk keamanan dan kemudahan buka pintu pakai scan. Atur pemberian hak akses pintu pada orang-orang yang diizinkan untuk memasukinya agar lebih aman.

3. Akses data absensi lebih praktis.
Data kehadiran karyawan dapat diakses dengan mudah dan praktis menggunakan koneksi WiFi. Tidak perlu mengakses data langsung dari mesin, sehingga akses data pun juga bisa dilakukan secara touchless tanpa kontak langsung dengan mesin absensi.

4. Baterai cadangan.
Dilengkapi dengan baterai cadangan sehingga mesin absensi dapat tetap menyala saat listrik padam. Dalam kondisi listrik padam tersebut, karyawan tetap bisa melakukan scan kehadiran, sehingga tidak perlu khawatir dengan pencatatan kehadirannya di mesin absensi.

5. Cocok untuk tempat usaha & instansi pendidikan.
Mesin absensi ini sangat ideal untuk digunakan di berbagai tempat usaha seperti kantor, toko, pabrik, restoran dan sebagainya karena mendukung absensi online karyawan Fingerspot.iO, serta efektif digunakan di berbagai instansi pendidikan seperti sekolah dan berbagai lembaga pendidikan lainnya karena mendukung absensi online sekolah dan universitas Fingerspot Back To School dan FEdu.iO.

Dengan menggunakan mesin absensi Fingerspot Revo WFV-208BNC dan Revo WDV-204BNC tak perlu khawatir dengan adanya kemungkinan risiko penularan Covid-19 melalui mesin absensi sidik jari. Pilihan metode vein scanning yang merupakan absensi kehadiran tanpa buka masker dan sentuh mesin membuat aktivitas absensi di tempat kerja maupun di sekolah jadi terasa lebih aman dan nyaman.