Bingung Mengelola Aspirasi Karyawan? Pastikan Anda Sudah Melakukan 5 Langkah Ini

Dalam sebuah perusahaan, hubungan masyarakat eksternal memang sangat perlu diperhatikan. Karena membawa manfaat yang besar bagi perusahaan. Hal ini erat kaitannya dengan branding, image, menjaga relasi dengan masyarakat, konsumen, hingga media untuk meningkatkan penjualan dan kualitas perusahaan.

Namun, apakah cukup dengan cara tersebut?

Tentunya tidak. Ada sisi lain yang perlu diperhatikan oleh perusahaan, yakni terkait hubungan perusahaan dengan karyawannya (employee relations).

Apakah Anda sudah mengelola sumber daya manusia (SDM) dengan baik?

Bagaimana dengan setiap aspirasi mereka?

Apa semua karyawan sudah bisa mengeluarkan isi dalam hati dan kepalanya?

Bila hal itu belum terpikirkan, maka perlu ada pembenahan dalam sistem pengelolaan SDM di perusahaan Anda. Sebab, hubungan dengan karyawan (employee relations) yang baik, akan memberikan hasil positif. Dimana, karyawan merasa dihargai dan diperhatikan oleh pimpinan perusahaan. Dengan ini, perusahaan bisa menciptakan rasa memiliki (sense of belonging), kreativitas, motivasi, tim kerja yang kuat hingga pencapaian prestasi kerja yang maksimal pada karyawannya.

Hal-hal itulah yang menjadi tujuan utama dari pengelolaan SDM dalam perusahaan. Lalu, bagaimana cara mewujudkannya? Anda perlu melakukan 5 cara dalam mengelola SDM berikut ini:

1. Merancang pesan yang seragam

Hal ini merupakan bagian utama untuk memulai pengelolaan SDM agar berjalan dengan baik. Seorang personalia (HRD), humas perusahaan (public relation), dan pejabat terkait pengelola SDM, harus bisa merancang pesan yang seragam untuk menyatukan persepsi seluruh karyawan. Termasuk atasan dan pemilik saham. Tujuannya, agar terjadi komunikasi yang efektif. Sebab, bila komunikasi tidak efektif, akan menimbulkan salah informasi, perselisihan, merenggangkan hubungan sosial hingga memicu konflik yang berkepanjangan.

Bagaimana cara menyeragamkan pesan?

Pada intinya, harus ada riset terhadap lingkungan kerja dan karyawan itu sendiri. Terkait kebiasaan, karakteristik hingga kepribadiannya. Penyeragaman pesan ini harus disesuaikan dengan stok pemahamam ilmu pengetahuan lawan bicara dan juga konteks pesan. Mengumumkan program kerja, serta hasil dan target perusahaan juga merupakan salah satu dari upaya. Bisa direalisasikan melalui rapat kerja, agar seluruh karyawan bisa terlibat dalam pencapaian tersebut. Hal ini bisa didukung dengan buku saku pegawai, yang berisi program kerja, visi dan misi, hingga kontak seluruh karyawan. Termasuk adanya media internal sebagai penghubung informasi, seperti majalah perusahaan, buletin, radio dan lain-lain.

2. Melakukan komunikasi interaktif

Untuk mengelola SDM dalam perusahaan dengan baik, dibutuhkan waktu untuk melakukan komunikasi interaktif. Seperti halnya layanan konsultasi atau jasa layanan konsumen melalui telepon. Ya, layaknya customer service dalam perusahaan. Hal ini juga akan membantu menyeragamkan pesan bagi seluruh karyawan. Daripada karyawan harus tanya ke orang lain, bisa jadi pesan menjadi lebih kembung atau bahkan berkurang isinya. Pada akhirnya, terjadi salah paham dan asumsi yang tidak tepat atas informasi terkait perusahaan.

Bila humas eksternal menjadi corong perusahaan untuk publik eksternal, maka Anda harus menjadi corong perusahaan untuk masyarakat dalam perusahaan, yang meliputi, karyawan, atasan hingga pemilik saham. Dalam hal ini, bisa dikerucutkan dengan alur komunikasi yang jelas. Misal, diberi pengumuman terkait contact person secara langsung, atau link customer service internal.

3. Menjadi jembatan komunikasi pimpinan dan bawahan

Akses yang mudah dalam mendapatkan informasi, akan mengurangi risiko pesan yang simpang siur, termasuk tugas yang tumpang tindih. Karyawan mungkin kerap bingung, dia harus menyalurkan aspirasinya kemana? Harus menghubungi siapa? Dan harus disetujui oleh pihak mana?

Bila tidak ada yang memfasilitasi hal ini, maka aspirasi tidak tersalurkan atau bahkan hanya berputar-putar di kalangan mereka saja. Celakanya, aspirasi yang tak tersampaikan ini bisa menjadi bom waktu yang suatu saat akan meledak dan berujung pada kerugian perusahaan.

Inilah mengapa pengelolaan SDM menjadi penting dan harus diatur dengan baik. Apa pun yang dibingungkan oleh karyawan, Anda harus bisa menjembatani komunikasi dari bawah ke atas ini. Harus ada konfirmasi akan aspirasi yang mereka sampaikan. Perlunya penjelasan terkait aspirasi yang diterima, ditolak, atau diterima dengan catatan. Apa pun hasilnya, pihak terkait harus bisa menyampaikan tanggapan dari atasan tentang aspirasi karyawan ini. Kejelasan ini bisa membuat karyawan merasa lebih dihargai, dan tidak ada masalah yang nantinya menjadi seperti ulat dalam buah. Diam-diam menggerogoti dan berakhir buruk.

4. Memenuhi kebutuhan dan kepentingan karyawan

Seorang personalia (HRD), Humas perusahaan (public relation), dan pejabat terkait pengelola SDM, bertugas memenuhi kebutuhan dan kepentingan karyawan. Misal, merealisasikan sebuah aspirasi yang diterima oleh atasan. Pemenuhan kebutuhan ini harus dipersiapkan dengan baik. Anda boleh melibatkan karyawan lain yang memiliki potensi dalam hal terkait. Namun perlu diingat, bahwa Anda yang merupakan eksekutor dan penanggungjawab perihal realisasi tersebut. Anda perlu memastikan, bahwa kepentingan dan kebutuhan mereka terlaksana dan terpenuhi dengan baik.

Hal ini akan menumbuhkan kenyamanan bagi karyawan, termasuk penghargaan bagi mereka, karena adanya respon positif perusahaan akan kebutuhan mereka. Dalam perusahaan berskala besar, kebutuhan karyawan bisa diaplikasikan seperti sekolah untuk keluarga karyawan, koperasi, rumah sakit perusahaan untuk karyawan dan sebagainya. Hal ini juga bisa dijadikan sumber penghasilan lain dari perusahaan, karena bisa diakses oleh publik eksternal perusahaan. Hanya saja, ada prioritas untuk karyawan perusahaan. Termasuk kebutuhan rohani seperti tempat ibadah dan pemberian motivasi yang bisa dipenuhi perusahaan.

5. Membuat hubungan harmonis

Ketika hubungan harmonis dengan karyawan bisa terjalin, maka akan berdampak pada iklim kerja yang baik. Banyak cara untuk membangun hubungan harmonis dengan karyawan.

Anda bisa memulainya dengan,

  • Pertemuan berkala antara pimpinan dan karyawan.
  • Saling berbagi kegiatan kerja.
  • Menyampaikan progres.
  • Menemukan daftar kendala.
  • Mencari solusi bersama.

Selain itu, media pendukung seperti kotak suara di setiap divisi kantor akan bermanfaat. Kotak itu bisa dijadikan salah satu penampung aspirasi karyawan yang tidak berani mengemukakan pendapat secara terbuka. Hal ini akan menjaga hubungan dengan mereka, agar tidak hanya disimpan saja.

Selain itu, upaya penyaluran minat dan bakat seperti,

  • Rekreasi.
  • Olahraga.
  • Study Tour.
  • Pelatihan di luar kota, agar memiliki suasana kerja yang berbeda.
  • Permainan kelompok, perlu diagendakan.

Hal ini bermanfaat untuk membuat pegawai merasa lebih mencintai perusahaannya dan bekerja lebih baik. Pastikan bila karyawan (Sumber Daya Manusia) dalam perusahaan Anda terkelola dengan baik. Menjaga keseimbangan perusahaan, baik dari lini internal dan eksternal akan membuat tujuan perusahaan lebih cepat tercapai dan mendapatkan hasil maksimal.