Mungkin Anda sering mendengarkan keluhan atasan tentang karyawan-karyawannya yang mudah mengundurkan diri atau resign? Begitu banyak perusahaan sering mengeluhkan sulitnya mempertahankan talenta karyawan yang berkualitas. Tidak jarang pula perusahaan menyalahkan si kutu loncat yang sering berpindah pekerjaan, terutama di kalangan karyawan muda.
Namun, perlu diketahui bahwa terkadang ada beberapa perilaku negatif atasan yang membuat karyawannya tidak nyaman bekerja, hingga memutuskan untuk mengundurkan diri. Dilansir dari theundercoverrecruiter.com, setengah dari jumlah orang yang resign dikarenakan oleh hubungan yang kurang harmonis dengan ataasan. Apa saja perilaku atasan yang berisiko mendorong karyawannya keluar dari perusahaan?
1. Tidak mau mendengarkan saran
Berada di posisi senior bukan berarti Anda selalu benar. Sayangnya, ada saja atasan yang sering menganggap pendapatnya sebagai pendapat yang paling benar dan memaksakan pemikirannya sebagai solusi. Hal ini membuat karyawan merasa tidak dihargai dan mulai melirik kesempatan baru di perusahaan lainnya.
2. Tidak menghormati kehidupan pribadi
Karyawan punya kehidupan sendiri di luar tempat kerja dan tidak semua orang bersedia hidup hanya untuk bekerja. Ketika jam kerja telah berakhir, karyawan tidak punya kewajiban untuk terus merespon panggilan kerja atasan. Seorang atasan yang baik harus mengingat bahwa karyawan bukanlah robot yang tidak memiliki kehidupan pribadi.
3. Menyalahkan karyawan dan berbuat baik di saat tertentu
Atasan yang tidak ragu untuk menyalahkan bawahan atas kesalahan yang sebenarnya ia lakukan sendiri merupakan salah satu faktor yang membuat karyawan merasa tidak nyaman dan tidak bertahan lama di perusahaan tersebut. Selain itu, atasan yang berbuat baik saat mendelegasikan tugas ekstra pada bawahan dan ramah ketika ada maunya akan membuat karyawan Anda semakin geram dan merasa ilfeel untuk bekerja bersama Anda.
4. Mengecilkan dan membesarkan masalah
Seorang atasan berkewajiban untuk memastikan karyawannya merasa aman dan nyaman ketika bekerja. Jika permasalahan timbul dan atasan tidak segera berniat untuk mengatasinya, maka bisa jadi karyawan akan memutuskan untuk segera resign. Sebaliknya, atasan yang membesarkan masalah saat karyawan melakukan kesalahan yang kecil akan memberikan kesan bahwa atasan tersebut ingin mencari-cari kesalahan. Jika setiap langkah karyawan seperti ranjau, karyawan mana yang akan betah?
5. Standar luar biasa tinggi
Mematok standar tinggi bukanlah hal yang salah dan sah-sah saja. Namun, atasan perlu memahami dan merasakan apakah ia sendiri bisa memenuhi standar yang ditetapkan pada karyawannya. Jika tuntutan dirasa selalu melebihi kemampuan, maka bukanlah hal yang tidak mungkin jika karyawan akan termotivasi untuk mengajukan pengunduran diri.
6. Tidak menghargai
Siapa yang tidak suka dengan pujian? Terlebih orang yang sudah bekerja keras dan memberikan segalanya untuk perusahaan. Seorang atasan perlu berkomunikasi dengan karyawannya untuk mencari tahu apa yang membuat mereka merasa baik dan betah sebagai reward atas kerja kerasnya.
Jika atasan ingin orang-orang terbaiknya tetap tinggal, mereka perlu berpikir lagi tentang bagaimana mereka memperlakukan pegawainya. Anda sebagai atasan harus membuat kayawan betah, merasa senang, dan puas bekerja dengan Anda. Demikian ulasan mengenai 6 perilaku atasan yang membuat karyawan resign. Kunjungi terus laman kami untuk mendapatkan tips, berita terbaru, dan memperluas wawasan Anda di sini.