Ketika seseorang memutuskan untuk bekerja di suatu perusahaan, pasti ia memiliki banyak pertimbangan. Ada berbagai hal positif maupun negatif yang akan selalu kita temukan saat bekerja. Jika dihadapkan dengan atasan, bagaimana pendapat Anda sebagai karyawan? Para atasan inilah yang dapat membuat karyawannya merasa nyaman atau justru tidak betah. Ternyata, mayoritas karyawan lebih menyukai pria sebagai atasannya. Banyak karyawan yang alergi dengan bos perempuan karena konon lebih emosional, galak, dan sinis. Ada beberapa perbedaan karakter antara atasan laki-laki dan perempuan. Berdasarkan polling yang dilakukan onepoll.com, sebagian besar karyawan perempuan ternyata lebih suka bekerja dengan atasan laki-laki dibandingkan dengan atasan perempuan.
Perusahaan internet asal San Fransisco, Women.co mengadakan sebuah survei mengenai kepemimpinan dalam sebuah perusahaan. Hasil survei ditemukan bahwa lebih dari setengah karyawan menyukai pekerjaannya jika atasannya ialah seorang pria. Selain itu, penelitian dari Universitas Toronto Amerika Serikat mengemukakan bahwa gender atasan mempengaruhi tingkat stres karyawan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan level stres karyawan. Penelitian mengatakan bahwa 63% karyawan wanita memilih dipimpin oleh bos pria dibandingkan bos wanita. Sebenarnya, dari sisi kepemimpinan sendiri, mana yang lebih mudah dan cocok memimpin karyawan? Dalam buku Why Men Can't Listen and Women Can't Read Maps karangan Barbara dan Allan Pease meyebutkan bahwa terdapat perbedaan dalam cara memimpin antara laki-laki dan perempuan.
Atasan wanita memiliki tingkat empati yang lebih tinggi, cenderung memaklumi karyawan saat harus meninggalkan kantor untuk alasan keluarga, lebih baik dalam mendelegasikan tugas, dan mampu membicarakan banyak hal dalam satu waktu. Namun, dibalik itu, atasan wanita seringkali melibatkan emosi dalam pekerjaan, cenderung terpengaruh mood, kerap membawa permasalahan pribadi ke kantor, dan lebih senang membicarakan masalah perasaan meskipun di luar jam kerja.
Berbeda dengan atasan wanita, para atasan pria memiliki pemikiran yang lebih logis, lebih profesional, jarang menggunakan emosi, memberi hukuman sesuai tingkat kesalahan, mampu membuat keputusan lebih bijaksana, memiliki visi yang lebih baik, to the point alias tidak bertele-tele, lebih banyak membicarakan fakta, dan cenderung memprioritaskan rencana kerja serta strategi perusahaan. Namun, atasan pria lebih rentan dengan isu atau gosip dan lebih senang mempunyai bawahan perempuan yang mudah diatur daripada yang terus bertanya.
Selain gender bos atau pimpinan, faktor lain yang mempengaruhi tingkat stres karyawan adalah lingkungan kantor dan budaya kerja. Misalnya, rekan kerja yang gemar membuat gosip dan mementingkan kebutuhannya sendiri, adanya politik kantor dan diskriminasi, beban kerja yang berat dan kurang menarik dari segi penghasilan. Menurut Scott Schieman sebagai peneliti Universitas Toronto, kondisi tersebut dapat membuat kadar stres karyawan meningkat lebih tinggi. Demikian ulasan mengenai perbedaan pimpinan pria dan wanita. Update selalu tips dan berita menarik kami di sini. Ikuti pula media sosial YouTube, Facebook, Instagram, dan Twitter untuk dapatkan informasi lebih lengkap dan terbaru seputar berita dan produk terbaru Fingerspot.
Sumber gambar : http://www.citajmuski.com/sta-zene-zele-od-muskaraca/